Cerita Panas Gadis SMA Berjilbab

Cerita Panas berikut ini merupakan cerita yang sangat berkesan sekali dan biasanya cerita panas ini berbau hot dan membuat orang ingin mengetahui dan membaca cerita panas. Dalam cerita panas biasanya menceritakan hal-hal yang unik berbau kesenangan, keindahan maupun percintaan.

Namun cerita panas kadang kala mempunyai tujuan yang positif maupun negatif dimana cerita panas ini mampu memberikan cerita ke pembaca yang menyimpulkan isi cerita tersebut positif maupun negatif, seperti sampe bergairah, tertawa maupun menangis.

Nah berikut ini sedikit cerita panas khusus dewasa untuk anda, semoga bermanfaat untuk anda semunya,...

Panggil saja namaku Dina, bukan nama sebenarnya tentu. Aku seorang siswi yang tahun ini sudah duduk di kelas akhir SMA ternama di Surabaya. Aku sengaja pindah sekolah lantaran harus ikut abi (ayah -pen) kerja di Kota Pahlawan ini. Yap, kami adalah pindahan, asli orang Nganjuk.

Kepindahanku ini awalnya membuat sedih harus pisah dengan teman-teman akrab. Tapi mau gak mau aku, ummi dan adik-adikku harus ikut abi pindah. Karena ani gak mau bolak-balik pulang pergi Surabaya-Nganjuk. Tapi juga gak mau pisah sama keluarga, selalu kangen katanya heheee.

Kegundahan lain adalah tentang pergaulanku kelak dengan temen-temen kota. Di Nganjuk aku dididik agama dengan lumayan kental. Baik di sekolah, di rumah oleh ummi, sore juga ngaji di surai yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Ya, keluarga kami boleh dibilang keluarga yang sakinah warahmah. Tentu dambaan semua orang.

Kami setiap keluar rumah tak pernah lepas dari menggunakan jilbab untuk menutupi aurat. Bahkan adik ku yang masih duduk di kelas 3 SD pun sudah diajari untuk istiqamah memakai jilbab. Lantas, bagaimana bila aku pindah ke kota? pergaulan bebas yang aku lihat di televisi-telivi itu membuat ngeri.

Tapi syukur alhamdulillah, abi menyekolahkan aku di sekolah SMA Islam. Sehingga kawan-kawan dan pergaulan ku pun tidak jauh berbeda dengan di Nganjuk. Sehingga hanya butuh sedikit penyesuaian diri. Dan alhamdulillah temen-temen di sekolah ku yang baru ini baik-baik. Begitupun juga dengan guru-guru nya.

Suatu hari saat libur sekolah usai ujian, aku ingin sekali mudik ke Nganjuk. “abii.. besok ana liburan, sekali-kali nengok ke Nganjuk ya abii..” pinta ku. Namun jawaban tak sesuai dengan harapanku. Abi banyak kerjaan yang harus segera di selesaikan. Yasudah, semoga lain kali bisa.

Yang libur hanya aku saja, adik-adik tetep masuk sekolah seperti biasa. Sedang ummi ada acara pengajian rutin ke majlis ilmu di masjid komplek kami tinggal. Aku bingung mau kemana hari libur gini. Kerumah teman-temen tentu tidak mungkin, lantraran rumah kami saling berjauhan.

Ketika sedang bingung aku keluar ke ruang depan, tak jauh dirumah sebelah sepertinya ada sosok yang kau kenal. Ya, dia adalah Pak Dohan guru matematika di sekolahku. “Assalamualaikuum, pak Dohan kan?” salamku mengagetkan beliau. “Waalaikumsalam, ya benar !! Oo.. kamu Dina, siswi baru itu yaa?” jawab pak Dohan.

“Benar pak, ana Dina yang dari Nganjuk. Ana tidak menyangka kalao rumah bapak bersebelahan pak” lanjutku gembira. Pak Dohan pun menyilahkan mampir kerumah dan akupun mengiyakan lantaran bosen dirumah. Bu Astri, istri pak Dohan tidak kalah ramah dengan pak Dohan. Setelah perkenalan kami pun ngobrol dan bercerita. Tentang kepindahanku, dsb.. seru deh pokoknya.

Nampaknya disudut sana bu Astri sedang memasak. Aku mencoba minta ijin untuk membantu “Emangnya kamu bisa masak ta?” tanya bu Astri. Tanpa dikomando pun aku menjawab “Bisa bu dikit-dikit. Ana biasa bangun jam 3, sholat tahajud, jamah sholat subuh dengan ummi dan abi, terus bantuin ummi masak”. “Wah ibu iri dengan keluarga kamu Din, sungguh keluarga yang sakinah, semoga keluarga ibu kelak bisa seperti keluargamu Din” lanjut bu Astri yang selama 5 tahun belum dikarunia anak ini. “Amiiinnn..” sahutku.

Kami masak dengan asyiknya sambil ngobrol kesana-kemari. Hingga tidak sengaja sikutnya menyentuh panci panas berisi masakan sayur di kompor sebelah. Krompyaang,…… bunyi panci jatuh dari kompor. Aku spontan kaget bukan main “aduuhh… kakikuuu” ya kakiku tersiram sayuran. “kamu gak papa Din?” bu Astri pun sontak kaget.

Pak Dohan yang tadi diruang tamu pun berlari “ada apa Bu? ada apa Din?”. “Ini tadi panci sayuran jatuh dan menyiram kaki Dina pak” jelas bu Astri. Aku pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.. Ummi dan abi juga nyusul kerumah sakit dalam hitungan jam. Syukur alhamdulillah kakiku tidak sampai di amputasi, hanya sedikit melepuh kena panasnya air dan sayuran.

Huh.. sungguh, cerita panas (cerita hot) dan bole dibilang cerita dewasa, soale kalao anak kecil kesiram air panasa pasti jeri2 kekeke. Cerita panas karena kejatuhan sayuran di rumah pak Guru ini tidak akan aku lupa sampai kapanpun. Ini menjadi pelajaran bagiku, bagi kami, dan juga bagi para pembaca blog ini. Agar selalu berhati-hati dalam setiap tindakan. Lengah sedikit bisa fatal, untung cuma di perban. Kalao diamputas? tamat dah riwayat

Nah gimana gan cerita panss tersebut diatas, intinya emang panas kesiram air panan hehehe..mungkin cerita panas di atas bemanfaat untuk anda semua, cerita di atas hanyalah sebuah cerita fiktif dari penulis blog yang saya ambil dari khafni.net..thanks brother..

Artikel Menarik Lainnya



0 comments: