
Jenis kelamin merupakan identitas penting yang menentukan faktor biologis, psikologis dan sosial seseorang. Setiap orang dilahirkan dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Operasi pergantian kelamin kini bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki gangguan jenis kelamin tapi juga orang-orang yang sadar ingin mengubah kelaminnya.
Kasus kelamin ganda (ambigous genitalia) misalnya membuat beberapa anak-anak terlahir dengan kelamin yang tidak sempurna. Si anak disangka pria atau wanita namun seiring pertumbuhan usia, baru ketahuan jelas bentuk kelamin aslinya. Satu-satunya cara dilakukan operasi sesuai dengan kromosom yang dimilikinya perempuan atau lelaki.
Tapi ada juga sebagian orang yang ingin berganti kelamin dengan kesadaran sendiri alias transeksual. Orang trans seksual adalah bentuk gangguan identitas jenis kelamin (dysphoria gender) yakni ketika seseorang yang memiliki anatomi seks normal tetapi ingin berganti jenis kelamin berlawanan dengan jenis kelamin ketika dilahirkan.
Tidak ada batasan usia untuk melakukan operasi pergantian kelamin. Umumnya pasien datang untuk operasi pada usia remaja atau dewasa muda. Kelompok usia ini adalah saat seksualitas mulai mewujudkan diri secara fisik, tidak hanya secara psikologis dan emosional.
Operasi pergantian kelamin adalah istilah untuk prosedur perubahan fisik dan fungsi seksual seseorang. Operasi ini meliputi rekonstruksi genital.
Pada wanita dilakukan konstruksi bedah vagina dan pada pria konstruksi penis (metoidioplasty). Ada pula prosedur medis tambahan yang diperlukan seperti orchiectomy (pengangkatan testis) atau vaginectomy (pengangkatan sebagian atau keseluruhan vagina).
Ada juga pembedahan non-genital seperti mastektomi (pengangkatan payudara wanita) dan rekonstruksi dada (pembentukan kontur dada laki-laki) atau histerektomi (operasi pengangkatan kandungan, rahim dan uterus) dan salpingo-ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi dan ovarium).
Seperti dilansir dari andrology.com, Rabu (7/4/2010), ada yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan setelah operasi pergantian kelamin yaitu:
Operasi kelamin dari wanita ke pria
1. Ereksi yang memuaskan mungkin terjadi dengan bantuan inflatable prostheses (alat tiup) atau pompa penis, yang memberi bentuk kaku pada penis.
2. Ejakulasi tidak mungkin terjadi. Karena tidak ada cairan spermatik pada pasien operasi pergantian kelamin. Testis, vesikula seminalis dan kelenjar prostat juga tidak ada.
3. Melakukan hubungan seks dengan wanita mungkin terjadi. Kepuasan ada di penis dan pikiran.
4. Pembuahan tidak mungkin karena tidak ada produksi sperma.
Operasi kelamin dari pria ke wanita
1. Menstruasi tidak mungkin karena tidak ada rahim dan tidak ada ovarium.
2. Orgasme mungkin karena ada sensasi erotis dan komponen mental juga utuh.
3. Menyusui umumnya tidak mungkin.
Biasanya operasi pergantian kelamin disertai dengan terapi hormon. Terapi ini membantu mengembangkan karakteristik seksual sekunder, karena operasi pergantian kelamin hanya menyediakan karakteristik seksual primer.
0 comments:
Post a Comment